Thursday, March 10, 2016

Umrah Story - February 2016 (Part 1)

Assalamualaikum..
Howdy...

Apa kabar blog? Sudah lama sekali rasanya tidak singgah menulis di blog ini, hampir 6 bulan sepertinya? :(

Bukan, saya bukannya sibuk ngantor seperti wanita karir pada umumnya, saya hanya sibuk mengurus keluarga kecil dan usaha kami yang alhamdulillah sangat menyita waktu saya di setiap hari nya. Sampai-sampai kok rasanya malas untuk sekedar bercerita melalui blog seperti biasanya.

Baik, mukadimah nya tidak usah terlalu panjang yah, blog post kali ini saya mau bercerita pengalaman Umrah saya bersama suami pada akhir February 2016 kemarin.

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, tak henti-henti kami panjatkan rasa syukur kami hingga detik ini karena kami diberi kesempatan beribadah langsung di tempat kelahiran serta makam Rasul kita Muhammad SAW di Madinah al munawaroh dan rumahnya Allah, kiblat umat muslim, Kabah Baitullah di Makkah al mukarammah. Alhamdulillah ya Allah atas segala nikmatMu. Sungguh hingga detik ini, ketika saya mengingat pengalaman tersebut, saya langsung menitikkan air mata betapa bahagianya, betapa nikmatnya beribadah langsung di sana. Rasanya dekat dengan Rasulullah, rasanya dekat dengan Allah. MasyaAllah...

Kami berangkat pada tanggal 22 February 2016 dengan segala kerendahan hati, segala kebimbangan karena meninggalkan buah hati kami yang  masih berumur 19 bulan, masih menyusui dan masih tidur ketika kami berangkat ke tanah suci waktu itu. Tapi demi berkunjung ke Masjidnya Rasulullah, demi mengelilingi kabah kami tinggalkan dan titipkan langsung kepada yang punya , Allah SWT. InsyaAllah Allah jaga sebaik-baiknya...

Kami menggunakan jasa travel Ar-Risalah, berangkat dari Jakarta langsung menuju bandar udara King Abdul Aziz, Jeddah dengan waktu tempuh kurang lebih 10 jam menggunakan Saudi Arabian Airlines, ketika sampai kami langsung berangkat menuju Madinah melalui jalur darat yang kami tempuh kurang lebih 5 jam. Madinah, Tempat persinggahan kami sebelum menuju Makkah.

23 February 2016 dini hari, kami sampai di Madinah, saat itu cuaca Madinah sedang dingin sekali,14 derajat celcius. Sangat dingin hingga memakai jaket dan baju berlapispun masih terasa amat sangat menusuk hingga tak sempat merasakan kantuk. Saat itu kami bergegas check in di Hotel Al-Haram yang tepat berada di pintu 26 Masjid Nabawi, bergegas menuju Masjid karena adzan pertama sudah berkumandang tanda waktu fajar.

(Masjid Nabawi waktu subuh):





Setelah siap, kami langsung shalat tahajjud dan shalat taubat hingga adzan kedua tanda subuh dikumandangkan, kemudian kami shalat subuh pertama di Masjid Nabawi, masjid yang pertama kali dibangun oleh Baginda Nabi Muhammad SAW. Cantik sekali, sangat teramat cantik Masjidnya. Masya Allah masih lekat ingatan cantiknya Masjid Nabawi. Masya Allah betapa rindu ingin segera bertemu :(

Alhamdulillah alhamdulillah alhamdulillah wasyukurillah kata yang selalu saya ucap kala itu. Tak henti-hentinya tangis air mata bercucuran membasahi sajadah pagi itu, tak malu rasanya saya terisak di sela-sela ayat yang saya baca ketika shalat waktu itu, rasa malu ingat dosa, rasa haru, syukur, nikmat, bahagia melebur jadi satu tangis yang makna nya sangat dalam menusuk ke dalam kalbu. Belum pernah saya merasakan perasaan seperti itu sebelumnya. Perasaan itu masih membekas hingga saat ini. Masya Allah...






Setelah shalat subuh, kami sarapan pagi di hotel dan langsung menuju Rawdah, yang berada di Masjid Nabawi yang asli. Satu-satunya tempat mustajab di Madinah. Tempat belajar nya Rasulullah sekaligus kamar sekaligus tempat beristirahat beliau untuk selama-lamanya. Di sana, sebagaimana telah disampaikan Rasul, bahwa jika umatnya mendatangi tempat di mana beliau belajar, dari mimbar hingga ke kamar beliau maka insyaAllah do'a nya akan dikabulkan oleh Allah SWT.

Maka tidak heran, tempat itu sangatlah ramai, berbondong-bondong umat muslim dari seluruh penjuru dunia bersimpuh di hadapan Allah, memanjatkan doa, mengharapkan pengampunan dari Allah SWT. Alhamdulillah, Allah kasih saya kesempatan shalat 10 rakaat, 4 rakaat di baris pertama (tempat mustajab), selebihnya di baris ketiga. Alhamdulillah... semoga Allah mengijabah doa saya. Amin yarabbalamin

masjid asli Nabawi


no wonder mata saya bengkak :")

Rawdah (Mustajabah) berada di bawah kubah hijau

Setelah selesai, saya itikaf di dalam masjid menunggu Dzuhur, makan siang, shalat Ashar kemudian saya dan suami ditemani salah satu ustadz pembimbing berjalan-jalan di sekitar masjid Nabawi, diiringi burung-burung cantik yang amat sangat banyak...



di depan pintu utama Masjid Nabawi

Alhamdulillah sekali lagi tak henti-henti saya mengucap rasa syukur atas segala nikmat yang Allah berikan, sehingga malu rasanya kalau saya tak bebenah diri, lalai akan perintahNya. Malu... Hingga detik ini, tak henti-hentinya lagi saya memohon untuk diberikan ampunan atas segala dosa-dosa yang telah saya perbuat, memohon untuk diberi ke-istiqomahan dalam beribadah, menjalankan shalat 5 waktu, menyebut Asma Allah, melantunkan ayat suci Allah, melaksanakan shalat dan puasa sunnah.. Sebagaimana Allah perintahkan dan Rasulullah mengamalkannya..... Semoga Allah selalu menjaga kita semua dalam kebaikan.. Amin ya Rabbalalamin...

InsyaAllah cerita bersambung ke bagian selanjutnya ya :)